APLIKASI DETEKSI BORAKS, FORMALIN DAN RODAMIN B MENGGUNAKAN BAHAN YANG MUDAH DIDAPAT, DISOSIALISASIKAN PADA SISWA SMPN 1 JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Abstract
Berdasarkan data hasil pengawasan, penyalahgunaan bahan berbahaya masih cukup signifikan, dimana pada tahun 2016, terdapat 7.29% sampel dari total 7.752 sampel yang diambil dan diuji pada saat pengawasan rutin masih mengandung bahan berbahaya (Formalin, Boraks. Methanil Yellow, dan Rhodamin-B). Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kesadaran pelaku usaha terkait hygiene dan sanitasi masih kurang. Untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya, konsumen perlu berhati-hati dalam memilih produk pangan antara lain dengan mengenal ciri-ciri produk pangan yang mengandung bahan terlarang dan mengetahui cara deteksi bahan bahan tersebut. Cahyaningsih dkk tahun 2016 membuat produk inovatif SIBOMIN B yang dapat digunakan untuk mendeteksi boraks dan rodamin B. Pereaksi yang digunakan cukup sederhana dan mudah didapat, yaitu alkohol dan kunyit dengan perbandingan 1:1. Interpretasi hasil uji boraks positif adalah perubahan warna kuning kunyit menjadi warna merah karena pembentukan senyawa rosocyanin, sedangkan hasil uji boraks negatif adalah tidak terjadi perubahan warna kunyit. Sosialisasi ini dilakukan pada hari sabtu tanggal 8 September 2018. Peserta sosialisasi sebanyak 60 siswa SMPN 1 Jonggat dengan didampingi oleh kepala sekolah dan guru olah raga. Pada sosialisasi tersebut didemonstrasikan cara pembuatan SIBOMIN B dan uji boraks dan rodamin B pada sampel negatif dan sampel positif. Para siswa juga dibagikan SIBOMIN B untuk dibawa pulang dan digunakan di lingkungan rumah masing-masing
Keywords
References
Afriani, I.R. 2016. Komposisi Optimum Larutan Kunyit dan Alkohol Untuk Mendeteksi Boraks. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Program Studi DIII Analis Kesehatan. Mataram
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2017. Siaran Pers Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (GERMAS SAPA) Kerja Bersama Menuju Indonesia Pangan Aman. https://www.pom.go.id/mobile/index.php/ view/ pers/389/SIARAN-PERS-GERAKAN-MASYARAKAT-HIDUP-SEHAT-SADAR-PANGAN-AMAN-GERMAS-SAPA-Kerja-Bersama-Menuju-Indonesia-Pangan-Aman.html
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Bahan Berbahaya yang Dilarang untuk Pangan. https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/139/ BAHAN-BERBAHAYA-YANG-DILARANG-UNTUK-PANGAN.html
Cahyaningsih, A.L., 2016. Optimasi Konsentrasi Alkohol Pada Larutan Kunyit Untuk Mendeteksi Pewarna Tekstil (Rhodamin-B). Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Program Studi DIII Analis Kesehatan. Mataram.
Departemen Kesehatan. 1985. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 239/ Menkes/ Per/ V/ 1985 tentang Zat Warna Tertentu yang dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya. Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan. 1988. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 722/ Menkes/ Per/ IX/ 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Republik Indonesia
Departemen Kesehatan. 1996. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 472/ Menkes/ Per/ V/ 1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan. Republik Indonesia.
Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pengawas Obat Dan Makanan. 2013. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : 43 Tahun 2013; Nomor : 2 Tahun 2013 Tentang Pengawasan Bahan Berbahaya Yang Disalahgunakan Dalam Pangan. Republik Indonesia.
Khaira, K. 2015. Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar Menggunakan Kalium Permanganat (KMnO4) dan Kulit Buah Naga. Sainstek Jurnal Sains dan Teknologi Vol 7, No 1.
Article Statistic
Abstract view : 963 timesPDF views : 239 times
Dimensions Metrics
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.