Menggabungkan Neurofeedback dan Dzikir dalam Terapi Supportif untuk Depresi Remaja

Authors

  • Djoko Suwito University of Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
  • Luqman Hidayattullah University of sebelas maret surakarta, Indonesia
  • IGB Indro Nugroho University of sebelas maret surakarta, Indonesia
  • Ahmad Ahmad Poltekkes Kemenkes Mataram, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32807/bnj.v6i1.1646

Keywords:

Neurofeedback, depresi, motivasi, iritabilitas, Quantitative Encephalography

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Masa remaja, sebagai periode kritis yang ditandai oleh perubahan signifikan, membuat individu sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Sekitar 14% remaja di seluruh dunia terkena kondisi kesehatan mental yang sering tidak terdeteksi dan tidak diobati. Depresi pada masa remaja memerlukan diagnosis dan penanganan yang efektif, yang umumnya dimulai dari perawatan primer. Neurofeedback, yang memberikan umpan balik secara real-time tentang aktivitas otak, dan Dzikir, sebuah praktik spiritual mengingat Tuhan, masing-masing telah menunjukkan manfaat dalam pengobatan kesehatan mental. Laporan Kasus: Laporan kasus ini mengkaji penggunaan gabungan neurofeedback dan dzikir dalam mengobati seorang remaja perempuan berusia 17 tahun dengan depresi berat berulang yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional. Meskipun memiliki prestasi akademik yang tinggi, perundungan dan hubungan keluarga yang tegang menyebabkan gejala depresi yang signifikan dan perilaku melukai diri sendiri. Rencana pengobatan selama 8 sesi yang mengintegrasikan neurofeedback dan dzikir diterapkan. Pengumpulan data meliputi wawancara, masukan dari pengasuh, kuesioner PHQ-A, dan hasil Brain Mapping/QEEG. Hasil: QEEG awal menunjukkan aktivitas yang menurun pada gelombang Theta, Alpha, dan Beta, yang merupakan ciri khas depresi. Sepanjang terapi, subjek menunjukkan kerja sama dan melaporkan efek positif dari Dhikr. Setelah terapi, QEEG menunjukkan aktivitas gelombang otak yang normal, dan skor PHQ-A meningkat dari 20 (depresi berat) menjadi 5 (depresi ringan hingga sedang). Subjek dan keluarganya melaporkan peningkatan emosional dan perilaku yang signifikan, penghentian tindakan menyakiti diri sendiri, dan peningkatan motivasi. Diskusi: Menggabungkan neurofeedback dengan Dhikr menawarkan pendekatan holistik untuk depresi remaja, yang mencakup aspek neurologis dan spiritual dari kesejahteraan. Terapi integratif ini dapat mengurangi stigma terhadap perawatan kesehatan mental dan memberikan kerangka pemulihan yang komprehensif. Kesimpulan: Integrasi neurofeedback dan Dhikr dalam terapi suportif untuk depresi remaja menunjukkan pendekatan holistik yang menjanjikan. Penelitian lebih lanjut harus mengeksplorasi efektivitas metode ini dan mengembangkan protokol klinis yang terstandarisasi.

References

Anwar, S., Siregar, S. M. F., Alamsyah, T., Muliadi, T., Marniati, M., & Khairunnas, K. (2024). The dhikr and the mental health of the elderly in Aceh, Indonesia. Health SA Gesondheid, 29. https://doi.org/10.4102/hsag.v29i0.2456

Beirão, D., Monte, H., Amaral, M., Longras, A., Matos, C., & Villas-Boas, F. (2020). Depression in adolescence: a review. Middle East Current Psychiatry, 27(1), 50. https://doi.org/10.1186/s43045-020-00050-z

Carrie York. (2018). Islamically Integrated Psychotherapy: Uniting Faith and Professional Practice. Templeton Press.

Carrie York. (2020). Advance Praise for Islamically Integrated Psychotherapy.

Chang, F.-Y., Chen, P.-A., Siao, W.-H., & Chen, Y.-C. (2023a). Sequential provocation of Ekbom’s syndrome and acute mania following AstraZeneca COVID-19 vaccination. Asian Journal of Psychiatry, 83, 103569. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2023.103569

Chang, F.-Y., Chen, P.-A., Siao, W.-H., & Chen, Y.-C. (2023b). Sequential provocation of Ekbom’s syndrome and acute mania following AstraZeneca COVID-19 vaccination. Asian Journal of Psychiatry, 83, 103569. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2023.103569

Fassi, L., Hochman, S., Daskalakis, Z. J., Blumberger, D. M., & Cohen Kadosh, R. (2024). The importance of individual beliefs in assessing treatment efficacy. ELife, 12. https://doi.org/10.7554/eLife.88889

Fernández-Alvarez, J., Grassi, M., Colombo, D., Botella, C., Cipresso, P., Perna, G., & Riva, G. (2022). Efficacy of bio- and neurofeedback for depression: a meta-analysis. Psychological Medicine, 52(2), 201–216. https://doi.org/10.1017/S0033291721004396

Griffiths, K. M., Christensen, H., & Jorm, A. F. (2008). Predictors of depression stigma. BMC Psychiatry, 8(1), 25. https://doi.org/10.1186/1471-244X-8-25

Linden, D. E. J. (2014). Neurofeedback and networks of depression. Dialogues in Clinical Neuroscience, 16(1), 103–112. https://doi.org/10.31887/DCNS.2014.16.1/dlinden

Melnikov, M. Ye. (2021). The Current Evidence Levels for Biofeedback and Neurofeedback Interventions in Treating Depression: A Narrative Review. Neural Plasticity, 2021, 1–31. https://doi.org/10.1155/2021/8878857

Ren, F., Ruan, D., Hu, W., Xiong, Y., Wu, Y., & Huang, S. (2022). The Effectiveness of Supportive Psychotherapy on the Anxiety and Depression Experienced by Patients Receiving Fiberoptic Bronchoscope. Frontiers in Psychology, 13. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.960049

Rumadani Sagala. (2018). PENDIDIKAN SPIRITUAL KEAGAMAAN (Dalam Teori dan Praktik). Suka Press.

Sumarti, H., Tasyakuranti, A. N., Zulfikah, P., & Edison, R. E. (2024). The influence of Istighfar Dhikr on brain wave activity: An EEG-based study on anxiety management. Multidisciplinary Science Journal, 6(11), 2024236. https://doi.org/10.31893/multiscience.2024236

World Health Organization. (2021). Adolescent mental health. World Health Organization. . https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-health

Downloads

Additional Files

Published

2024-11-19

How to Cite

Suwito, D., Hidayattullah, L., Nugroho, I. I., & Ahmad, A. (2024). Menggabungkan Neurofeedback dan Dzikir dalam Terapi Supportif untuk Depresi Remaja. Bima Nursing Journal, 6(1), 46–52. https://doi.org/10.32807/bnj.v6i1.1646

Issue

Section

Articles

Citation Check